SEMARANG, smanegeri7semarang.sch.id – Hanindya Amadeo Aska Hideki Siswa Sma Negeri 7 Semarang berhasil meraih juara 2 Team Stroke Competition dan juara 3 team Fairway Competition pada kejuaraan Woodball Open Piala KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Klaten tingkat Regional Jawa-Bali. Lomba Woodball di selenggarakan di Klaten selama 3 hari mulai pada tanggal 26-29 Desember 2024.
Woodball merupakan permainan menggunakan bola kayu yang dipukul dengan tongkat menyerupai palu (mallet- tongkat pemukul yang terbuat dari kayu) dan di arahkan ke gawang kecil (gate). Peralatan yang digunakan meliputi bola kayu berdiameter tiga perempat inchi, mallet, dan gate atau gawang yang dibuat seperti gelas yang belajar. Permainan ini hamper mirip dengan permainan golf namun yang membedakan ada lubangnya (hole). Jika pada golf menggunakan lubang (hole) untuk menciptakan skor, pada woodball ini digantikan dengan gawang kecil (gate). Bola woodball yang dipukul menggunakan mallet akan menggelinding, tidak seperti golf yang akan melambung. Olahraga ini memerlukan lapangan yang memiliki panjang sekitar 30-150 meter dan permainan akan bermain di 24 Fairways (istilah lapangan dalam woodball).
Hanindya dari kecil sudah gemar akan beberapa olahraga salah satunya woodball. Semenjak SMP kelas 7 dengan hobi dan bakat yang dimiliki, ia ikut komunitas PSE (Progam Semarang Emas) sampai sekarang. Sebelum lomba Hanindya harus mengikuti persiapan khusus selama 1 bulan baik itu dari segi administrasi, Hanindya mengaku persiapan ini tidaklah mudah karena memerlukan beberapa persyaratan yang harus dilalui. Dari persiapan fisik, Hanindya mengikuti progam latihan makro dan mikro. Progam latihan makro ditunjukan untuk membentuk daya tahan, kekuatan, taktik, teknik, konsentrasi dan mental. Sedangkan progam mikro berisi ltihan fisik yang meliputi lari 2,4 km, push-up, sitiup, sit in the wall, back up dan swing tanpa bola.
Keberhasilannya yang didapatnya tentu tidak terlepas dari peran orang tua terutama Ibu. Bagi Hanindya, Ibu adalah role model dalam perjalanan hidupnya bahwa keterbatasan tidak menghalanginya melampaui tantangan. “Yang terpenting kuncinya terus berusaha, sabar, menguatkan diri, dan berdoa. Selain dukungan dari orang tua tentunya dari Allah SWT, doa dari pelatih, bapak/ibu guru dan teman-teman” tutur Hanindya.
Kejuaran ini semoga bisa menginspirasi siswa lain untuk terus berprestasi baik dalam bidang akademik maupun diluar akademik. Dengan latihan, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak serta doa tentunya, prestasi gemilang dapat kita raih. Semangat terus untuk generasi penerus bangsa, khususnya untuk seluruh siswa SMA Negeri 7 Semarang.
Koordinator: Sri Oknarida, S.Pd